Wednesday, 1 July 2015

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR - INJEKTOR

 INJECTOR
Perkembangan teknologi saat ini sungguh sangat cepat dan fantastis, perbaikan demi perbaikan terus bergerak secara signifikan, sehingga batasan ilmu semakin tipis, tidak terkecuali di bidang otomotif. Ada tiga hal yang sangat pokok yang saat ini menjadi bahan kajian para peneliti otomotif dalam rangka perbaikan performansi motor bakar, yaitu :
  1. Efisiensi kerja yang tinggi sehingga dihasilkan daya yang besar.
  2. Efisiensi pemakaian bahan baka. 
  3. Gas buang dengan tingkat pencemaran rendah (ramah lingkungan)
 Ada tiga parameter (faktor) yang sangat berpengaruh terhadap performansi motor bakar dalam mencapai tujuan diatas, yaitu :
  1.  Perbadingan kompresi yang tepat, sehingga mengahasilkan tekanan kompresia ntara 1016 bar dan tekanan hasil pembakaran 4060 bar. 
  2.  Perbandingan udara dan bahan bakar atau Air Fuel Ratio (AFR) yang bagus dan selalu sesuai dengan kondisi operasional mesin.
  3. Bunga api listrik yang kuat dan tepat waktu.
Kompresi yang rendah dan kondisi AFR yang tidak sesuai akan mengakibatkan efisiensi mesin tidak optimal, dan kandungan polutan pada gas-buang sangat tinggi, sehingga tingkat pencemarannya juga sangat tinggi. Hal ini semakin parah jika pengapian yang terjadi timming-nya tidak/kurang tepat. Salah satu kelemahan sistim konvensional yang menggunakan karburator sebagaikomponen yang berfungsi mencampur udara dan bahan bakar adalah tidak bisamengahasilkan gas dengan nilai AFR yang tepat dan selalu sesuai dengan kondisioperasional mesin. Hal ini karena pada sistim konvensional tidak ada kontrol balik atau koreksi ulang atas apa yang telah dihasilkan oleh karburator. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka diciptakan suatu teknologi yang mampusecara cepat, tepat dan terus menerus mengontrol kinerja mesin, sehingga mesin selalu bekerja dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan ramah lingkungan, yaitu sistim injeksi bahan bakar dengan kontrol elektronik dengan mengontrol satu komponen untuk pencampuran bahan bakar secara akurat untuk menentukan penginjeksian campuran bahan bakar ke dalam ruang bakar melalui injector.


Injektor adalah satu jenis kontrol solenoid yang berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar sesuai dengan sinyal injeksi yang dikirimkan oleh ECU mesin. Satu injektor, tersedia untuk masing-masing silinder, dan ditempatkan pada kepala silinder. Karakteristik penginjeksian untuk setiap injektor berbeda-beda dan bekerja secara individu. Oleh sebab itu, di perlukan suatu kode ID 30-digit alphanumeric untuk masing-masing injektor.
Tugas injectors ialah untuk menginjeksikan sejumlah bahan bakar ke dalam ruang bakar dengan jumlah yang pas dan tepat waktunya. Untuk melakukan hal tersebut, injector dipicu oleh sinyal dari ECU. Injector di dalamnya mempunyai electromagnetic servo-valve. Komponen ini mempunyai tingkat presisi yang tinggi. Valve, nozzle, dan the electromagnet ditempatkan di dalam injector body. Bahan bakar mengalir dari koneksi high-pressure melalui input throttle ke dalam valve control chamber. Di dalam injector terdapat tekanan yang sama seperti yang ada di dalam rail, dan bahan bakar diinjeksikan melalui nozzle ke dalam ruang bakar. Bahan bakar yang tidak terpakai dialirkan kembali ke tangki melalui return line. Maksimal RPM & fuel cut off pada overrun didapat dari pengaturan Injectors, melalui ECU.


ECU akan menyediakan jumlah penginjeksian bahan-bakar pada masing-masing injector sesuai karakteristik, berlandaskan kode ID yang ada pada masing-masing injector. Kode QR / kode ID berisi informasi koreksi kuantitas injeksi fuel didasarkan pada karakteristik dari injector individual untuk mendapatkan penyetelan yang baik dan koreksi presisi yang tinggi.




Bagaimana cara kerja injektor
a.       Sebelum operasi injektor
Bahan bakar yang telah dipasok dari common-rail berpisah ke dalam Control chamber dan bagian bawah Needle. Pada kondisi ini, needle didorong ke bawah oleh tekanan pada control chamber dan oleh pegas, dan lubang tetap tertutup.

b.      Saat Selenoid valve terbuka
Ketika tegangan aktuator diberikan ke Injector oleh ECU, selenoid valve membuka dan tekanan pada control chamber berkurang.

c.       Saat Needle terbuka
Karena operasi dilubang tekanan pada dasar needle tetap tinggi, dan lubang membuka untuk menginjeksi bahan bakar.

d.      saat selenoid valve tertutup
Saat tegangan yang diberikan ke Injector berakhir, gaya pegas menyebabkan selenoid valve tertutup dan tekanan pada control chamber naik lagi.

e.       Saat needle tertutup
Akibat tekanan pada control chamber dan gaya pegas, needle turun dan menutup lubang untuk mengakhiri injeksi.

No comments:

Post a Comment