INJECTOR
Perkembangan teknologi saat ini sungguh
sangat cepat dan fantastis, perbaikan demi perbaikan terus bergerak secara signifikan, sehingga batasan ilmu semakin tipis,
tidak terkecuali di bidang otomotif. Ada tiga hal yang sangat pokok yang saat
ini menjadi bahan kajian para peneliti otomotif dalam rangka perbaikan performansi
motor bakar, yaitu :
- Efisiensi kerja yang tinggi sehingga dihasilkan daya yang besar.
- Efisiensi pemakaian bahan baka.
- Gas buang dengan tingkat pencemaran rendah (ramah lingkungan)
Ada tiga parameter (faktor) yang sangat
berpengaruh terhadap performansi motor bakar dalam mencapai tujuan diatas,
yaitu :
- Perbadingan kompresi yang tepat, sehingga mengahasilkan tekanan kompresia ntara 10 –16 bar dan tekanan hasil pembakaran 40–60 bar.
- Perbandingan udara dan bahan bakar atau Air Fuel Ratio (AFR) yang bagus dan selalu sesuai dengan kondisi operasional mesin.
- Bunga api listrik yang kuat dan tepat waktu.
Kompresi yang rendah dan kondisi AFR yang
tidak sesuai akan mengakibatkan efisiensi mesin tidak optimal, dan kandungan
polutan pada gas-buang sangat tinggi, sehingga tingkat pencemarannya juga
sangat tinggi. Hal ini semakin parah jika pengapian yang terjadi timming-nya tidak/kurang tepat. Salah satu kelemahan
sistim konvensional yang menggunakan karburator sebagaikomponen yang berfungsi
mencampur udara dan bahan bakar adalah tidak bisamengahasilkan gas dengan nilai
AFR yang tepat dan selalu sesuai dengan kondisioperasional mesin. Hal ini
karena pada sistim konvensional tidak ada kontrol balik atau koreksi ulang atas
apa yang telah dihasilkan oleh karburator. Untuk mengatasi kelemahan tersebut,
maka diciptakan suatu teknologi yang mampusecara cepat, tepat dan terus menerus
mengontrol kinerja mesin, sehingga mesin selalu bekerja dengan tingkat
efisiensi yang tinggi dan ramah lingkungan, yaitu sistim injeksi bahan bakar dengan kontrol elektronik dengan
mengontrol satu komponen untuk pencampuran bahan bakar secara akurat untuk
menentukan penginjeksian campuran bahan bakar ke dalam ruang bakar melalui
injector.
Injektor adalah satu jenis
kontrol solenoid yang berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar sesuai dengan
sinyal injeksi yang dikirimkan oleh ECU mesin. Satu injektor, tersedia untuk
masing-masing silinder, dan ditempatkan pada kepala silinder. Karakteristik
penginjeksian untuk setiap injektor berbeda-beda dan bekerja secara individu.
Oleh sebab itu, di perlukan suatu kode ID 30-digit alphanumeric untuk
masing-masing injektor.
Tugas injectors ialah
untuk menginjeksikan sejumlah bahan bakar ke dalam ruang bakar dengan jumlah
yang pas dan tepat waktunya. Untuk melakukan hal tersebut, injector dipicu oleh
sinyal dari ECU. Injector di
dalamnya mempunyai electromagnetic servo-valve. Komponen ini mempunyai tingkat
presisi yang tinggi. Valve, nozzle, dan the electromagnet ditempatkan di dalam
injector body. Bahan bakar mengalir dari koneksi high-pressure melalui input
throttle ke dalam valve control chamber. Di dalam injector terdapat tekanan
yang sama seperti yang ada di dalam rail, dan bahan bakar diinjeksikan melalui
nozzle ke dalam ruang bakar. Bahan bakar yang tidak terpakai dialirkan kembali
ke tangki melalui return line. Maksimal RPM & fuel cut off pada overrun
didapat dari pengaturan Injectors, melalui ECU.
ECU akan menyediakan
jumlah penginjeksian bahan-bakar pada masing-masing injector sesuai
karakteristik, berlandaskan kode ID yang ada pada masing-masing injector. Kode
QR / kode ID berisi informasi
koreksi kuantitas injeksi fuel didasarkan pada karakteristik dari injector
individual untuk mendapatkan penyetelan yang baik dan koreksi presisi yang
tinggi.
Bagaimana cara kerja injektor
a.
Sebelum operasi injektor
Bahan bakar yang telah
dipasok dari common-rail berpisah ke dalam Control chamber dan bagian bawah
Needle. Pada kondisi ini, needle didorong ke bawah oleh tekanan pada control
chamber dan oleh pegas, dan lubang tetap tertutup.
b.
Saat Selenoid valve
terbuka
Ketika tegangan aktuator
diberikan ke Injector oleh ECU, selenoid valve membuka dan tekanan pada control
chamber berkurang.
c.
Saat Needle terbuka
Karena operasi dilubang tekanan
pada dasar needle tetap tinggi, dan lubang membuka untuk menginjeksi bahan
bakar.
d.
saat selenoid valve
tertutup
Saat tegangan yang
diberikan ke Injector berakhir, gaya pegas menyebabkan selenoid valve tertutup
dan tekanan pada control chamber naik lagi.
e.
Saat needle tertutup
Akibat tekanan pada
control chamber dan gaya pegas, needle turun dan menutup lubang untuk
mengakhiri injeksi.
No comments:
Post a Comment