ECM menggunakan oxygen sensor untuk memastikan rasio
bahan bakar dan udara yang tepat dalam catalitic converter. Berdasarakan
Sinyal dalam oxygen sensor, ECM akan
mengatur jumlah pnginjeksian bahan bakar kedalam saluran udara masuk
Terdapat
perbedaan type dari oxygen sensor, tapi ada 2 type yang sering digunakan antara
lain :
1. Sensor
oxygen yang cakupannya sempit, type lama, sering disebut oxygen sensor.
2. Sensor
oxygen yang cakupannya luas, type baru, sering disebut A/F ratio sensor.
Ada juga titania oxygen sensor yang termasuk model
yang terbatas yang digunakan pada tahun 90an.
Pada kendaraan yang menggunakan system OBD II mewajibkan
menggunakan 2 buah oxygen sensor: satu sebelum dan satu sesudah katallitik komperter. Oxygen sensor atau A/F ratio yang letaknya sebelum katalitik komperter digunakan oleh ECM untuk mengatur perbandingan udara dan bahan bakar.
Dalam system OBD II sensor ini disebut sebagai sensor 1. Pada engine dengan
type mesin V satu sensor disebut sebagai bank 1 sensor 1 dan yang lainnya
sebagai bank 2 sensor 1. Oxygen sensor yang terletak setelah kataliktik komperter digunakan oleh ECM untuk menentukan efesiensi katalitik komperter.
Sensor ini disebut sebagai sensor 2. Dengan 2 katalitik komperter, 1 sensor
menjadi bank 1 sensor 2 dan yang satu lainnya sebagai bank 2 sensor 2.
1. Oxigen Sensor
Jenis dari oxygen sensor ini terbuat dari zirconia
(zirconium dioxide), elektroda platinum, dan sebuah pemanas. Oxygen sensor membangkitkan
tegangan sinyal berdasarkan jumlah oksigen di dalam exhaust dibandingkan dengan
oxygen yang terdapat diatmosfer. Elemen dari zirconia satu bagian tertanam pada
exhaust dan sebagian terbuka ke udara. Setiap sisi terdiri dari platinum
elektroda yang berhimpitan dengan element zirconium dioxide. Elektroda
platinum membangkitkan tegangan. Contaminasi atau korosiasi dari elektroda platinum atau
element zirconia akan mengurangi tegangan yang dihasilkan.
Cara Kerja :
Ketika oksigen yang terdapat dalan exhaust tinggi,
tegangan dalam oxygen sensor rendah. Ketika jumlah oksogen dalam exhaust menurun,
tegangan dalam oxygen sensor akan naik. Semakin besar perbedaan antara
kandungan oksigen dalam exhaust dan atmosfer, semakin besar juga tegangan yang
dihasilkan.
Dari kandungan oksigen, ECM dapat menentukan jika rasio
bahan bakar dan udara kaya atu miskin dan mentukan campuran bahan bakar.
Campuran kaya hampir semuanya menggunakan oksigen, sehingga tegangan pun
tinggi, dalam range 0,6 – 1,0 volt. Campuran miskin mempunyai ketersediaan
oksigen yang lebih setelah pembakaran dibandingkan campuran yang kaya, jadi
sinyal tegangan mejadi rendah, 0,4-0,1 volt. pada campuran stoichiometric rasio
bahan bakar/udara (14,7:1), tegangan output sensor oksigen kira-kira 0,45 volt.
Perubahan kecil dalam rasio bahan bakar/udara dari
stoichiometric menjukan perubahan sinyal tegangan secara radikal. Sensor
oksigen tipe ini kadang-kadang disebut sebagai sensor cakupan sempit karena
tidak dapat mendeteksi perubahan kecil dalam exhaust yang dihasilkan oleh
perubahan campuran bahan bakar/udara. ECM akan secara terus-menerus menambah
dan mengurangi siklus bahan bakar miskin/kaya. Didalam bagian injeksi bahan bakar kendali bahan
bakar loop tertutup menunjukan informasi yang lebih.
CATATAN: sensor oksigen bekerja sebagai saklar. Kadang-kadang perbandingan bahan bakar/ udara pada stochiometri (14,7 : 1) sensor oksigen juga menaikan atau menurunkan.
Sensor oksigen hanya akan menghasilkan sinyal
akurat disaat mencapai temperature pengoperasian minimal 4000C (75000F).
Sensor oksigen memanaskan secara cepat dan menjaga panas ideal dan mangkondisikan
beban cahaya, oxygen sensor mempunyai pemanas yang di simpan di dalamnya. Pamanas
ini dikontrol oleh ECM. Perhatikan pengontrolan pemanas sensor oksigen untuk
informasi lebih lanjut.
2. A/F Sensor
Sensor bahan bakar/udara(A/F) sama degan sensor
oksigen dalam cakupan sempit. Meskipun terlihat sama dengan sensor oksigen,
sensor perbandingan bahan bakar/udara konstruksinya berbeda dan mempunyai
karakteristik pengoperasian berbeda.
Sensor
A/F juga sebagai penunjuk sensor wide range atau wide ratio karena kemampuannya
untuk mendeteksi lebih perbandingan bahan bakar/udara sebuah wide range.
Keuntungan
menggunakan sensor A/F adalah bahwa ECM dapat lebih secara akurat mengurangi
pancaran bahan bakar. Untuk memenuhinya sensor A/F :
- Beroperasi mendekati 6500C (12000F), lebih banyak panas dibandingkan sensor oksigen.
- Berubahnya arus (ampere) pengeluaran didalam hubungan dari jumlah oksigen didalam saluran exhaust.
Cara Kerja:
Sebuah sirkuit pendeteksi didalam ECM mendeteksi
perubahan dan kekuatan dari arus dan pengeluaran sinyal tegangan secara
relative sebanding dengan isi oksigen pada exhaust.
CATATAN:
sinyal tegangan ini hanya dapat diukur oleh Diagnotic tester atau OBD II scan
tool yang lain. Arus pengeluaran sensor A/F tidak dapat diukur langsung secara
akurat. Jika menggunakan OBD 11 scan tool, menunjukan perbaikan secara manual
sebagai konversi, untuk pengeluaran sinyal yang berbeda.
Sensor A/F dirancang pada stoichiometry, disana arus
mengalir dan tegangan pengeluaran yang terdeteksi oleh sirkuit adalah 3,3 volt.
Sebuah campuran kaya, yang mana meninggalkan sedikit oksigen dalam saluran
exhaust, hasilnya arus negative yang mengalir. sirkuit pendeteksi akan
menghasilkan tegangan dibawah 3,3 volt. Campuran miskin, yang menyisakan banyak
oksigen didalam exhaust, hasilnya arus positife yang mengalir. sirkuit
pendeteksi sekarang menghasilkan tegangan diatas 3,3volt.
Catatan:
Tegangan pengeluaran sensor A/F adalah kebalikan apa
yang terjadi pada sensor dengan cakupan sempit. Tegangan pengeluaran meningkat sampai
pada sirkuit pendeteksi yang menyatakan bahwa campuran miskin.
Juga, sinyal tegangan sebanding dengan perubahan
yang terjadi pada campuran bahan bakar/udara. Ini mengisyaratkan ECM untuk
secara lebih akurat menentukan perbandingan bahan bakar/udara yang tepat
di bawah kondisi bervariasi dan dengan cepat mengatur jumlah bahan bakar
mencapai titik stoichiometry. Perbaikan secara cepat dari tipe ini tidak
memungkinkan menggunakan sensor oksigen dengan cakupan sempit. Dengan sebuah
A/F sensor, ECM tidak mengikuti sebuah siklus kaya miskin. Di dalam bagian injeksi kendali bahan
bakar loop tertutup menunjukan informasi yang lebih
Isyarat
Isyarat
Sensor A/F mampu membangkitkan polaritas pengisian.
Ketika campuran bahan bakar kaya, sensor A/F membangkitkan arus kearah
negative (-). Ketika campuran bahan bakar/udara menjadi miskin, sensor A/F
membangkitkan arus kearah positife (+). Pada titik stoichiometry tidak ada arus
yang dibangkitkan.
Sirkuit pendeteksi selalu mengukur arah dan seberapa
banyak arus dihasilkan. Hasilnya ECM mengetahui secara tepat seberapa kaya atau
miskinkah campuran dan dapat mengatur campuran bahan bakar lebih cepat
dibandingkan sensor oksigen yang didasarkan system control bahan bakar. Oleh
karena itu, tidak ada siklus yang normal dari sistim sensor oksigen dalam
cakupan sempit. Sebagai gantinya, pengeluaran sensor A/F bahkan lebih dan
biasanya sekitar 3,3 volt.
No comments:
Post a Comment